Bidadari, apa kabarmu?
Hampir satu dasawarsa kita belum bersua. Bukannya tak bisa tapi kita lebih memilih saling menjaga.... Walau akhirnya; rindu menggunung.
Bidadari, apa kabarmu?
Begitu aneh ketika menyadari bahwa tak pernah ada yang berubah dari rasaku untukmu. Aneh? Tentu saja,... sepuluh tahun bukan waktu yang singkat.
Bidadari, apa kabarmu?
Tak tahukan kamu bahwa ini 'surga kecil sederhana' yang dibangun dengan cinta untuk dipersembahkan kepadamu seorang...?
Dan bidadariku, aku sungguh penasaran. Masihkah engkau mengingat mimpi kita dipertapaan? Mimpi tentang 'rumah mungil di tepi danau dengan taman yang asri'. Taman yang diterangi nyala lilin dikala temaram, dengan kursi di teras rumah, dimana kita duduk berdua dalam dekap cinta di sunyi damai?
Jika masih, apa yang engkau rasakan kala ingatan akan itu datang?
Bidadariku, aku berharap suatu hari nanti engkau akan datang singgah di surga kecil sederhana milikmu. Agar setidaknya engkau tahu satu hal; ada yang telah menjadikanmu nafas hidupnya..
Miss you always, Ver..
+Don Vincenzo+
...... Siapakah gerangan saya? ......
Hanya pria biasa, dengan perikehidupan yang juga sangat biasa. Senang ber-khayal, terutama menyangkut hal-hal yang sangat ideal bahkan -bagi sebagian orang- utopis.
Gimana ngga utopis...
Khayalan kerap melayang jauh pada ide - ide seputar Dunia tanpa peperangan, Dunia tanpa akumulasi kapital, Dunia tanpa "kekuasaan" yang menindas, atau, Dunia yang dihuni masyarakat filosof yang dipimpin oleh seorang filosof sejati, ... turut serta disana harapan yang juga sangat utopis;
"Dunia dipangku oleh kebijaksanaan dan kebajikan."
Selasa, Februari 07, 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar