...... Siapakah gerangan saya? ......

Hanya pria biasa, dengan perikehidupan yang juga sangat biasa. Senang ber-khayal, terutama menyangkut hal-hal yang sangat ideal bahkan -bagi sebagian orang- utopis.

Gimana ngga utopis...

Khayalan kerap melayang jauh pada ide - ide seputar Dunia tanpa peperangan, Dunia tanpa akumulasi kapital, Dunia tanpa "kekuasaan" yang menindas, atau, Dunia yang dihuni masyarakat filosof yang dipimpin oleh seorang filosof sejati, ... turut serta disana harapan yang juga sangat utopis;

"Dunia dipangku oleh kebijaksanaan dan kebajikan."

Senin, Januari 26, 2009

Waktu tersisa

*********
Sepenggal kisah dari sebuah Album, yang tlah usang namun senantiasa abadi.
*********
Malam yang dingin di kawasan Sampay, Cisarua, sekian tahun silam.

Di bawah cahaya rembulan engkau menungguku, pada simpang jalan diantara taman bunga yang tengah mekar, seolah menjadi rangkai penghias pertemuan dua insan penuh dendam rindu.

Aku tertegun sesaat, ketika memandang wajah manismu dengan senyum berhias menyambutku. Kau peluk aku dan kau cium pipiku sembari berbisik lirih, "Ela kangen banget sama sayang."
Duhai,... meski aku terlalu sering mendengar kalimat ini, tetaplah dadaku bergetar, karna kalimat ini terucap darimu; satu-satunya orang yang kucintai sepenuh jiwa dan raga.

Lalu kita berjalan menyusuri taman sambil bergandengan tangan, nikmati detik demi detik kebersamaan, hingga langkah terhenti pada sebuah jembatan sepelemparan batu dari deretan pohon cemara. Ah, sungguh damai malam itu. Kesunyian yang damai.

Kuhirup nafas dalam, resapi keindahan alam purnama. Pun keindahan pertemuan ini.

Dan di atas jembatan itu kumenatapmu dalam damai Cinta. Kuingat engkau membalas tatapanku penuh makna. Aku hampir tak mampu mengurai arti tatapanmu hingga mata indah itu menitikkan tetes air.

Ya Tuhan,... betapa aku menyayangi wanita ini. Betapa aku bertekuk lutut pada kejujuran dan kehalusan budi milik sang dewi asuhan nirwana. Masih jelas kuingat; malam itu kuraih tubuhmu dalam dekapan, diantara kecamuk jiwa nan sarat beban.
Satu pintamu kala itu, agar cinta jangan pernah berlalu.

Kucium pipimu lalu mengecup bibirmu perlahan. Ya,... kita saling mengecup sangat lama, seolah tak ingin terlepas kisah penuh warna.
Malam itu tak ada ciuman penuh nafsu, belaian penuh gairah, atau kecupan sambil meremas buah dada.

Yang ada hanyalah kedalaman Cinta di sela gemericik air. Hanya itu!


Pinggiran Jakarta, 23 Oct 2007 01:38 AM


+Don Vincenzo Corleone+
"Inspired by KLa Project lyric; Waktu tersisa."

Tidak ada komentar:

Favorite Song: