Hati patah terluka,
Duh, gerangan apakah sebabnya?
Mestilah sesuatu yang berharga tlah melangkah pergi
*********
Kemarin hari kala terjaga
jiwa kembali berkelana menikmati anomali kambuhan,
melamun.
Senja itu,
Seorang anak kecil melintas
membawa serta segenap keceriaan masa kecilnya
senyum manis di tebar tanpa ragu
Ah, bagai kain putih terjulur
tak ada beban dalam gurat wajahnya
anak kecil nan lugu, yang belum "mengenal" satu nilai; memiliki.
Dus belum mengenal patah hati
Dan belum di infiltrasi nilai demi nilai lain
Sang kain putih yang belum banyak ditulisi
bahkan dewa-pun belum merasa perlu menulis atasnya
Mungkin terkadang kita perlu "menjadi" anak kecil
Sbab tanpa nilai berarti tanpa beban.
Jikalau "melepaskan" berarti,
sebuah beban yang tak kurang beratnya.
Mari jadi anak kecil
yang menganggap "datang dan pergi"
hanyalah sebuah proses dinamis
menuju samudra lepas
Mari jadi anak kecil
yang ruang hatinya hanya terisi
Cinta milik Penguasa Tertinggi semesta alam
Dia mengetahui segala yang terbaik
Dan,
Mari jadi anak kecil
Sebab Cinta telah cukup untuk Cinta. :)
*********
090708 02.30 AM - Pinggiran timur Batavia
+Vincenzo+
...... Siapakah gerangan saya? ......
Hanya pria biasa, dengan perikehidupan yang juga sangat biasa. Senang ber-khayal, terutama menyangkut hal-hal yang sangat ideal bahkan -bagi sebagian orang- utopis.
Gimana ngga utopis...
Khayalan kerap melayang jauh pada ide - ide seputar Dunia tanpa peperangan, Dunia tanpa akumulasi kapital, Dunia tanpa "kekuasaan" yang menindas, atau, Dunia yang dihuni masyarakat filosof yang dipimpin oleh seorang filosof sejati, ... turut serta disana harapan yang juga sangat utopis;
"Dunia dipangku oleh kebijaksanaan dan kebajikan."
Senin, Januari 26, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar